Patra Mênggala (bunga merak) ini mempunyai nama Latin Caesalpinia pulcherima. Meski tinggi pohon di depan rumah sudah sekitar 3 meter tingginya, tetap disebut kembang. Karena yang menonjol ya bunganya itu. Nggak peduli musim hujan ataupun kemarau, tetap berbunga. Lingkup masyarakat dimana saya tinggal, pada tahun pertama tidak ada yang punya. Katanya: “Cakep ya Pak, bunga apaan sih namanya? Émang beli dimané! – Katanya sih, namanya bunga merak. Kalau di desa saya menyebut bunga Patra Mênggala. Nggak beli kok. Saya pesen benihnya dari desa, dibawain bijinya sama adik saya.” Singkatnya, saya ndhêdhêr biji-bijinya, setelah tumbuh sekitar 50 cm saya berbagi.
Tatkala berselancar di internet, ketemu juga hal-ihwal nama bunga yang bertahun-tahun mengingatkan desa kelahiran. O, memang betul namanya Patra Mênggala. Nama bunga merak saja merak saja, setelah tumbuhan itu menghias halaman rumah. Terima kasih kepada pengola blog sayangbungaku.blogspot.com Saya jadi tahu nama Latin-nya: Caesalpinia pulcherima. Silakan kunjungi. Bagus, kok! Juga ada keterangan manfaatnya. Memang tentang bunga, tetapi ditulis oleh ahlinya. Priyantun sekolahan. Matur nuwun. Saya memang termasuk nggak faham babagan botani. Kulitnya sekalipun. Ngêrtiné nyawang kêmbang.