Hello, ikhasprima ! Menulis tidak banyak beda dengan ngomong ke teman dekat, atau bahkan ke diri sendiri. Jangan ada penghalang. Yang ada cuma penyaring di diri pribadi. Bahasa? Ah, jangan jadi penghalang. Bahasa apapun adalah ekspresi apa yang kita rasakan dan pikirkan. Kalau bicara menggunakan ekspresi verbal, kalau nulis ekspresi visual grafis, dengan simbol berupa karakter (huruf, angka, spasi dan tanda baca). Ilustrasi dan gambar adalah pendukung, bila perlu. Teruskan dan terima-kasih.
Blog Sêkalané Kémutan adalah salah satu ajang komunikasi kekerabatan antar warga yang tergabung dalam IKSA Gentawangi. IKSA (Ikatan Keluarga Sudiwan Atmosumarto)dirintis sejak tahun 1985 oleh para putra-putri Sudiwan Atmosumarto dan Sêrkini dari Ds.Tinggarwangi – Gentawangi, Kec. Jatilawang, Kab. Banyumas.
Persebaran putra-putri, cucu dan buyut beliau, di berbagai daerah, saling berhubungan mengikat tali persaudaraan, dan layak terpelihara atas dasar semangat kekerabatan.Sudiwan Atmosumarto, (1904 – Minggu Kliwon 20 Oktober 1963) anak ke-6 dari 8 keluarga petani Éyang Surawirana.
Pada masa hidupnya dikenal sebagai seorang guru. yang telah menjadi acuan bagi saudara-saudaranya serta masyarakat sekitar. Sedangkan Sêrkini (1914 - Slasa Pahing 21 Juni 1970) – istri beliau – adalah anak tunggal pasangan Éyang Madmarkum dengan Éyang Sarkinêm (Wiru). Éyang Wiru adalah anak tertua dari tiga bersaudara putra-putri Éyang Buyut Singapawira, carik desa Tinggarwangi.
Beliau telah menanamkan pemahaman perlunya pendidikan pada putra-putrinya guna menyongsong masa depannya. Sekilas riwayat dan anak, cucu, buyut dan seterusnya terangkum dalam Buku Keluarga (ed. I 2003, ed. II 2004).
Teriring salam karahayon bagi seluruh putra wayah beliau, kami buat blog ini. Semoga benang merah kekerabatan tetap terpelihara, untuk itulah paguyuban Ikatan Keluarga Sudiwan Atmosumarto dibentuk. Gunakan ajang ini untuk menambah semangat kekerabatan. - Turipto Ds.
2 komentar:
Maaf, tulisan di atas punya dika di Cileungsi (anggota IKSA) saya tdk tahu tahu caranya nulis.Trims
Hello, ikhasprima !
Menulis tidak banyak beda dengan ngomong ke teman dekat, atau bahkan ke diri sendiri. Jangan ada penghalang. Yang ada cuma penyaring di diri pribadi. Bahasa? Ah, jangan jadi penghalang. Bahasa apapun adalah ekspresi apa yang kita rasakan dan pikirkan. Kalau bicara menggunakan ekspresi verbal, kalau nulis ekspresi visual grafis, dengan simbol berupa karakter (huruf, angka, spasi dan tanda baca). Ilustrasi dan gambar adalah pendukung, bila perlu. Teruskan dan terima-kasih.
Posting Komentar