Doeloe, kalau orang bilang: SMA bagian apa? Saya jawab : bagian A (bahasa dan budaya)! Ada seraut wajah reaksi yang tidak mantep. Lain lagi kalau disebut bagian B (pasti alam), maka senyum segera tersungging. Mungkin juga ditambah sedikit anggukan. Sekarang pembagian A, B dan C tidak berlaku lagi. Sebutan SMA pun tidak lagi dipakai; yang ada SMU (Sekolah Menengah Umum). Apa ada yang tidak umum? Doeloe juga, kalau teman dan saudara saya bilang: dimana? Bruderan. Maka leher mereka sedikit naik: O ya? Ada
gesture yang berbeda!
Di SMP saya masuk di bagian A, jadi kalau masuk SMA ke bagian A, ya sudah sewajarnya. Anehnya, begitu kerja, banyak masalah teknologi komunikasi. Teman-teman mengatakan : kaya nggo jambalan. Artikan kata jambalan sebagai mana digunakan oleh saudara-saudara kita dari daerah Banyumas. Sampai-sampai sahabat saya Hiromasa Akimoto, dan Nakamura dari Sony Corp. Jepang dalam kebersamaan kegiatan pernah nyeletuk: Turipto-san, are you engineer? Wélèh, wélèh, insinyur apaan.
Wong nggulung coaxial cable, baé ndêlêngna koh, karo takon : dénèng kudu kaya kuwé? Dadi, ora asal nggulung yaa ... Aplikasi teknis, sistem konfigurasi dan sejenisnya dimengerti karena bahasa yang dasarnya diperoleh dari bruder Jos, bruder Aëtius, Miss Tjoa, dan pengajar lain di Bruderan.
(Ora tau nduwé dhuwit nggo kursus ini itu).